Cikarang, dialog – jika kesehatan kita terganggu dan pingin berobat ke rumah sakit (Bidan), kita harus teliti memilih saah satu rumah sakit (Bidan). Karena jika kita salah memilih, maka kita akan terbebani biaya yang selangit, yang sangat menyusahkan kita, apalagi sekarang masa sulit, dimana perkonomian sedang mengalami masa yang sulit.
Seperti yang dialami oleh, Devi (29 Tahun), warga Perumahan
GCC blok F. No.358, ketika tengah mengalami ganguan kesehatan, memanggil
seorang bidan untuk datang kerumah mengecek ganguan kesehatan yang dialami
Bidan yaitu, Dewi Fatmawati DIFA tanggal 13 september 2022, yang membuka
praktek di Perumahan Grand Cikarang City, cluster Asoka Cikarang Utara, akan
tetapi ketika devi bertanya tentang penyakitnya, bidan tersebut tidak
memberikan jawaban, malah langsung menginfus devi sebanyak 3 botol, setelah di
infus devi mencoba bertanya berapa biaya yang harus di keluarjan, akan tetapi
lagi-lagi bidan tersebut tindak menjawab, tiba-tiba setelahnya bidan tersebut
mengeluarkan biaya kwintansi sebesar Rp.1.750,000. Yang tentunya sangat
memberatkan pasien, karena hanya di infus sebanyak 3 botol harus membayar
jutaan rupiah.
Disisi lain warga di lingkungan claster asoka perumahan dimana
bidan DIFA buka praktek, juga sangat membebani pasein, karena hanya sakit panas
dingin dikenakan biaya sebesar Rp.1.900.000,-, selain itu juga ada warga ainnya
yang masih dilingkungan tersebut membayar sebesar Rp.1.250.000, untuk biaya 2
botol infus.
Sementara itu untuk perbandingan, yanda warga Kp.bungur Desa
Sukajaya, hanya dikenakan biaya Rp.350 untuk 5 botol infusa, di saah satu bidan
di Kp. Keramat, sangat jauh berbeda dengan harga yang di bebani Bidan DIFA yang
dirasakan sangat memberatkan pasien.
Ketika di konfirmasi dialog, Devi pasien yang dikenakan biaya
mahal tersebut mengatakan “Bidan Difa diduga bekerja tidak sesuai SOP, dengan
tidak memberi tahukan penyakit yang di derita, bahkan harus membayar dengan
biaya selangit, saya berharap pihak dinas kesehatan kabupaten bekasi, meninjau
ulang atas izin yang diberikan kepada bidan DIVA, karena membebebani masyarakat
yang berobat di kliniknya” ujarnya.
Ketika dialog konfirmasi kepada Bidan DIVA, atas keluhan
pasien yang dibebabani biaya mahal, belum dapat di temui di tempat prakteknya,
dan menurut salah satu keluarganya silakan konfirmasi melalui telponya, akan
tetapi ketika dialog mencoba konfirmasi melalui pesan what app, hingga berita
ini diturukan tidak dijawab dan dibalas, (Malih)