Cikarang, Dialog – Petani yang berada di Kp. Balong Sambi Rt. 001/003, Desa Sukabakti, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi, mengalami nasib yang memprihatinkan, pasalnya sawah yang digarap oleh petani tersebut, mengalami gagal panen hingga 6 kali, dalam tiga tahun, menyebabkan para petani di desa tersebut, harus memakan genjer untuk memenuhi kebutuhannya.
Seperti yang dikatakan oleh, Bapak
Kunan, petani desa Sukabakti, hampir seluas 100 Ha di satu Kecamatan Tambelang,
mengalami gagal panen dan mengakibatkan kerugian bagi petani, gagal panen
tersebut dikarenakan hama kupu-kupu dan wereng,
Sementara untuk menggarap sawah di butuhkan biayai 1 per/ha nya, seperti biaya traktor Rp.1,2 juta, biaya tandur, 1,2 juta, biaya pengairan 1 juta (penyedotan air menggunakan diesel) dan biaya pupuk Rp. 1,2, sehingga total kerugian petani Rp. 4,6 juta pertahun, jika di total kerugian petani pertahun menjadi 13,8 juta di kali 3 tahun, begitu besar kerugian para petani.
“modal saya habis selama 3 tahun
gagal panen, sehingga saya dan keluarga harus memakan genjer karena tidaka ada
lagi uang untuk membeli lauk pauk, dan hampir seluruh GAPOKTAN mengalami hal
sama, yaitu makan genjer”ujar Bpk Kunan, sambil meneteskan air mata, ketika di
temui dialog.
Penyuluh Pertanian Desa Sukabakti,
seakan tutup mata melihat penderitaan para petani, karena telah 3 tahun gagal
panen, tidak ada solusi dan bantuan untuk mengatasi serangan hama kupu-kupu dan
wereng, yang diakibatkan penanaman padi tidak merata dan kekurangan air
persawahan.
Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi,
seharusnya tanggap dengan meninjau areal pertanian yang gagal panen di
Kecamatan tambelang, untuk memberikan bantuan kepada para petani yang dilanda
kerugian gagal panen dan makan genjer, jangan hanya duduk manis di kursi dan
melupakan nasib petani yang tengah dianda kesusahan.
Diharapkan Menteri pertanian Republik
Indonesia, dapat memberikan bantuan bagi para petani di Kecamatan Tambelang,
yang mengalami kegagalan panen.(Malih)